NABI MUHAMMAD SAW LEBIH BESAR DARI YESUS KRISTUS?
NABI MUHAMMAD SAW LEBIH BESAR DARI YESUS KRISTUS?
Siapakah yang paling besar adalah topik khusus yang santer di kalangan para pengusaha dan bahkan rohaniawan. Setiap nama diurutkan menurut kelebihan dan kekuatan mereka baik dari segi finansial, keluarga dan bahkan perusahaan yang dimilikinya. Hal ini juga diterapkan kepada para pemimpin agama sekaliber Nabi Muhammad SAW dan Yesus Kristus. Bahkan pernah ada orang-orang tertentu yang membuat angket untuk mengukur kebesaran kedua tokoh fenomenal tersebut walaupun pada akhirnya menuai banyak kritik, penolakan dan bahkan hukuman penjara harus dijalani karena keberatan golongan tertentu.
Tapi apakah kata Al Qur'an ul Karim mengenai membesar-besarkan para nabi?
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
Kalimat "لَانُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُـمْ" menunjukkan bahwa sejak semula umat Islam telah bersumpah kepada Allah untuk tidak membeda-bedakan para nabi. Semua nabi sama kedudukan dan martabatnya di hadapan Allah dan umat Allah. dan ini adalah bukti keislaman seseorang kepada Allah.
Tidak heran jika Nabi Muhammad saw juga mengkonfirmasi ungkapan ayat ini agar tidak membesarkan dirinya seperti kaum Nasrani memuji-muji Yesus Kristus.
Hadits Shahih Bukhary, No. 1503
Diterima dari Umar ra. katanya, "Saya mendengar Nabi saw bersabda, "Janganlah kamu memuji (memuliakan) saya berlebihan sebagai orang Nasrani memuji (memuliakan) anak Maryam (Yesus Kristus). Saya hanya hamba Alah. Maka katakanlah, "Hamba Alah dan RasulNya."
Hadits Shahih Bukhary, No. 1160
Diterima dari Abu Hurairah ra. katanya, "Dua orang laki-laki bertengkar yang satu Islam dan yang satu lagi Yahudi. Muslim itu berkata, "Demi Tuhan yang memilih Muhammad lebih dari semua orang didunia." Orang Yahudi itu berkata, "Demi Tuhan yang melebihkan Musa dari orang-orang sedunia." Muslim itu mengangkat tangannya dan menampar muka orang Yahudi. Orang Yahudi itu menghadap Rasulullah saw dan menceritakan kepada beliau apa yang telah terjadi antaranya dan Muslim itu. Nabi saw memanggil Muslim itu dan menanyakan halnya. Ia pun bercerita kepada beliau. Nabi saw bersabda, "Janganlah kamu lebihkan saya dari Musa. Sesungguhnya manusia akan pingsan pada hari kiamat. Saya pun akan pingsan bersama dengan mereka. Saya lah yang mula-mula akan sadar kembali. Tiba-tiba Musa berpegang di pinggir Arasy. Saya tidak tahu apakah Musa juga pingsan dan sadar lebih dahulu dariku, atau ia adalah orang yang dikecualikan Allah.
Dalam kedua Hadits ini disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw sangat tidak suka jika dibanding-bandingkan dengan nabi-nabi lainnya. Tindakan melebih-lebihkan Nabi Muhammad saw dari nabi lainnya adalah tindakan anti Islam. Dengan alasan apapun, maka perbuatan itu menunjukkan kekafiran terhadap Nabi Muhammad saw sendiri.
Q.S. Al Ahsab (33):56
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Shalawat berasal dari kata "صَلُّو" artinya "Berdoa", tapi menurut para alim ulama penggunaan صَلُّو pada sisi Allah kepada Nabi bukanlah berarti berdoa melainkan memberi rahmat dan para malaikat memintakan ampunan.
Dari ayat ini maka gelar Nabi Muhammad terbentuk sebagai صلى اللهُ عليه وسلعم untuk menunjukkan kepada semua orang Quraisy bahwa Muhammad adalah satu-satunya yang diberi Rahmat Kenabian oleh Allah SWT dan para malaikat memohonkan pengampunan atas dosa-dosanya.
Hal ini bukanlah sesuatu yang membuatnya lebih besar dari nabi lainnya, melainkan menunjukkan ke Murahan Allah dan keterbatasan Muhammad sendiri sebagai manusia berdosa yang memerlukan topangan doa para malaikat beserta kaum Muslimin.
Hadits Riwayat Ahmad, Musnad Ahmad, kitab Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits, Bab Musnad Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, No. 7167
حَدَّ ثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَاإِسْمَاعِيلُ عَنْ زِيَادٍ الْمَخْزُومِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْجُلُ أَحدُكُمْ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ قَالُو اوَلَا أَنْتَ يَارَسُولَللَّحهِ؟ قَالَ: وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَفَضْلِ وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِهِ
“Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengkabarkan kepada kami Ismail dari Ziyad Al Makhzumi dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda: Salah seorang dari kalian tidak akan masuk surga dengan amalnya. Para sahabat bertanya; Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Tidak juga dengan aku, namun Allah telah melimpahkan kepadaku rahmat dan kemuliaan-Nya, Dan Dia juga meletakkan tangan-Nya di atas kepalaku."
Di bagian akhir hadits ini, Nabi Muhammad saw mengklaim bahwa beliau telah dilimpahkan rahmat dan kemuliaan Allah AzzaWaJalla bahkan Allah telah meletakkan tangan-Nya atas kepala beliau, padahal dalam hadits Sahih Bukhary yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, Nabi Muhammad saw tidak pernah bertemu dengan Allah AzzaWaJalla.
Hadits Riwayat Ahmad, Musnad Ahmad, kitab Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits, Bab Musnad Jabir bin Abdullah Radliyallahu ta’ala ‘anhu, No. 14700
حَدَّ ثَنَا حَسَنٌ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ حَدَّثَنَا أَبُوالزُّبَيْرِ حَدَّثَنِي جَابِرٌ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَايُدْجِلي أَحَدَكُمْ الْجَنَّةَ عمَلُهُ مِنْ النَّرِ قِيلَ وَلَا أَنْتَ يَارَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا أَنَا. إِلَّا بِرَحْمَةِ اللَّهِ عزَّ وَجَلَّ
“Telah bercerita kepada kami Hasan telah bercerita kepada kami Ibnu Lahiah telah bercerita kepada kami Abu Az-Zubair telah bercerita kepadaku Jabir telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam bersabda: Amal seseorang tidak akan memasukkan ke dalam surga dan juga tidak akan menyelamatkannya dari neraka. Ada yang bertanya, tidak juga anda Wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, Tidak juga saya, terkecuali dengan rahmat Allah AzzaWaJalla.
Pada kedua hadits diatas, Nabi Muhammad saw mengakui bahwa tanpa Rahmat Allah Azza WaJalla maka tidak ada seorang pun yang akan masuk surga, termasuk Nabi Muhammad saw sendiri.
عَنْ عَاىِٔشَةَ رَضِى اللَّهُ عَنْهَا قَالَتٌ: مَنْ حَدَّثَكَ اَنَّ مُحَمَّدَاْصلعم رَأٰى رَبَّهُ فَقَدْكَذَبَ وَهُوَ يَقُولُ: لَاتَدْرِكُهُ اْلاَبْصَارُ وَمَنْ حَدَّثَكَ اَنَّهُ يَعلَمُ اْلغَيْبَ فَقَد كَذَبَ وَهُوَيَقُولُ: لَا يَعْلَمُ اْلغَيبَ اِلَّا اللَّهُ.
Diterima dari Aisyah ra, katanya, "Siapa yang menceritakan kepada engkau, bahwa Muhammad melihat Tuhannya, sesungguhnya orang itu dusta, karena Tuhan mengatakan, "Pemandangan tidak sampai kepadaNya." (QS. Al An'aam:103). Dan siapa yang menceritakan kepada engkau, bahwa Muhammad mengethui hal yang gaib, sesungguhnya orang itu dusta, karena Tuhan mengatakan, "Tiada mengetahui yang gaib melainkan Alah." (QS. An Naml:65).
Jika Nabi Muhammad tidak pernah melihat Allah, maka siapakah yang meletakkan tangan-Nya diatas kepala beliau? Bukankah Islam mengajarkan bahwa Allah itu tidak berwujud seperti manusia? Karena itu Allah tidak punya tangan dan kaki... Maka kesimpulan dari hadits diatas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah dijamin masuk surga oleh Allah.
Bagaimana dengan Isa Al Masih atau Yesus Kristus?
Anehnya, Al Qur'an dan Alkitab memberikan data yang sama bahwa Isa Al Masih atau Yesus Kristus itu telah diangkat dan di masukkan kedalam surga oleh Allah.
QS. Ali Imran (3):55
إِذَ قَالَ اللَّهُ يــٰـعِيسَـٰى إِنِّى مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَىَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اْتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَمَةِ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُبَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya."
Dalam ayat ini, Yesus mengalami beberapa hal dalam tindakan Allah yaitu tawafa', rafa' dan tahara. Rafa' artinya diangkat, Rafa' illayya menjelaskan tempat Isa saat diangkat adalah kepada Allah yaitu kedalam Surga. Tidak heran Isa Al Masih disebut sebagai Wajihan fiddunya wal akhirat (QS. Ali Imran:45). Dalam Alkitab, Matius 28:18, Yesus Kristus berkata: "Kepada-Ku telah diberikan kuasa di dunia dan di sorga", sangat dramatis bukan? Yesus Kristus punya kuasa untuk menentukan siapa yang akan masuk surga dan siapa yang tidak, sedangkan Nabi Muhammad saw tidak...
Hadits Shahih Bukhari 1090
عَنْ عَبِى هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم: وَالَّذِىْ َّفْسِى ِيَدِهِ لَجُوْشِكَنَّ اَّيَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَماًمُقْسِطًا فَيَكْسِرَالصَّلِيبَ وَيَقْتُلَالخِنْزِيْرَ وَيَضَعَ اْلجِزْيَةَ وَيَفِيْضَ اْلمَالُ حَتَّى لَايقْبَلَهُ ىَهَدٌ.
Dieterima dari Abu Hurairah ra, katanya: Rasulullah saw bersabda, "Demi Allah yang diriku dalam genggaman-Nya! Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam menjadi hakim yang adil. Maka dipecahnya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan harta kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang juapun yang mau menerima."
Bukankah Allah yang seharusnya menjadi hakim yang adil? Jika Isa Al Masih atau Yesus Kristus telah ditentukan Allah dan di nubuahkan oleh Nabi Muhammad saw untuk menjadi hakim yang adil di hari kiamat, maka Yesus Kristus atau Isa Al Masih itu bukan manusia atau Nabi biasa. Dia lebih besar dari semua Nabi, bahkan Dia menempati posisi Hakim Adil dimana hanya Allah sajalah yang pantas.
Semoga Allah memberi kita hidayah untuk mengakui kebesaran dan keistimewaan Isa Al Masih atau Yesus Kristus dan tidak keluar dari pendirian ke-Islam-an yang diajarkan Nabi Muhammad saw, Isya Allah!
Komentar
Posting Komentar