Allah Pencipta Langit dan Bumi serta Umat-Nya

Allah Pencipta Langit dan Bumi 

serta Umat-Nya

Betapa mengejutkannya saat TUHAN yang selama ini di perdebatkan oleh dua golongan agama besar didunia yaitu Islam dan Kristen, ternyata adalah pribadi yang sama baik didalam Alkitab maupun Al Qur'an.  Mungkinkah perbedaan ini datang dari satu sumber ber-otoritas yang sama yaitu Allah sendiri, ataukah itu hanya datang dari perbedaan penafsiran teologis dari para pemimpin agama tersebut.

Q.S. Al A'raaf (7):54 mengumumkan bahwa TUHAN itu adalah PENCIPTA:

إِنَّ رَبَّكُمُ اْللَّهُ اْلَّزِى خَلَقَ اْلسَّمَـٰـوَاتِ وَاْلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيُّمٍ شُمَّ اْسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِى الَّيْلَ اْلنَّهَارَ يطْلُبُهُ و حَثِيثً وَالشَّمْسَ والْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَحَّرَاتِ بِأَمْرِهِ، أَلَالَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّالْعـٰـلامِينَ

Sesungguhnya, Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu dia bersemayam diatas Arsy, Dia menutupkan malam kepada siang dan (menciptakan juga) matahari, bulan dan bintang-bintang, masing-masing tunduk kepada perintah-Nya.  Ingatlah, menciptakan dan memerintah adalah hak Allah, Tuhan semesta alam.

Jika Allah itu adalah Maha Pencipta, maka bagaimanakah kita dapat mengenali diri-Nya dari semua ilah yang diakui juga sebagai Maha Pencipta oleh para penyembahnya?

Pada Surah diatas telah diterangkan dengan jelas dan gamlang oleh Allah SWT bahwa Siklus mingguan terbentuk dengan sendirinya akibat proses penciptaan Allah.  Saat Dia menciptakan langit dan bumi, Allah menggunakan 6 hari untuk setiap fasenya, tapi beralih kepada posisi Maha Mengatur pada hari berikutnya disaat Allah bersemayam diatas Arsy-Nya.  Pada hari ketujuh itu, Allah tidak lagi menciptakan langit dan bumi, melainkan menundukkan segala sesuatu kepada perintah-Nya.

Apa yang harus dilakukan oleh setiap makhluk hidup ciptaan Allah pada hari ketujuh itu?
Q.S. Al A'raaf (7):55 menjelaskan kewajiban berdoa dan merendahkan diri kepada Allah:

اُدْعَواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيهً إِنَّهُ و لَايُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdoalah kepada Tuhan mu dengan berendah diri dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Jika hari pertama itu adalah Ahad, hari kedua adalah Itsnin, hari ketiga adalah Tsalatsa, hari keempat adalah Arba'ah, hari kelima adalah Khomsah, dan hari keenam adalah Syatta , maka hari ketujuh adalah Sabtu. Maka hari dimana Allah bersemayam di atas Arsy untuk memerintah sebagai Al Khaliq (Yang Maha Mencipta) dan Al Waali (Yang Maha Memerintah).

Ternyata 500 tahun sebelum Islam hadir, Alkitab telah lebih dahulu telah memperkenalkan Allah yang sama kepada seluruh umat manusia.  Hal ini tertulis dalam Yesaya 37:16, "Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi."  Nabi Musa memperkenalkan-Nya sebagai Allah yang menciptakan dalam 6 hari (Kejadian 2:1-3) sebagai bentuk lengkap dari Q.S. Al A'raaf (7):54.

1  Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 
2  Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 
3  Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Konsep memberkati hari ketujuh disebutkan sebagai keislaman kepada Allah dengan cara meneladani tindakan-Nya yaitu:
1. Berhenti dari semua pekerjaan duniawi atau sekular termasuk mencari nafkah.
2. Menguduskan hari ketujuh artinya memperlakukan hari itu secara istimewa, berbeda dengan hari-hari lainnya, karena pada hari itulah Allah memerintahkan untuk berdoa dan merendahkan diri kita kepada-Nya.  Fokus seluruh ciptaan hanyalah kepada Pencipta mereka dengan melakukan salat dan segala yang ma'ruuf dan meninggalkan segala yang mungkar.

Jika Allah itu Maha Mencipta, maka Dia juga Maha Memaksa makhluk-Nya untuk melakukan kehendak-Nya (Al Qahhaar).  Oleh karena itu, Allah mengingatkan seluruh umat manusia tentang betapa pentingnya hari Sabtu itu agar tidak dilanggar.

Q.S. Al Baqarah (2):65
وَلَقَدْ عَلِمْتُـمُ الَّزِينَ اعْتَـدَوْا مِنكُمْفِى السَّبْتِ فَقُلْنَـا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَـٰـسِـِٔينَ
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari sabtu, Kami berfirman kepada mereka : "Jadilah kamu kera yang hina!"

Betapa kerasnya pendirian Allah tentang hari Sabtu ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah hal itu hanya berlaku bagi kaum Yahudi seperti yang di ajarkan oleh banyak alim ulama hingga saat ini?

Q.S. Al Baqarah (2):66
فَجَعَلْنَـٰـهَا نَكَـٰـلًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْ عِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ
Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.

Ayat ini memberikan penjabaran bahwa ada 3 golongan orang yang wajib memelihara keistimewaan hari Sabtu yaitu orang-orang dimasa itu yakni kaum Yahudi, orang-orang yang akan datang yakni umat Kristen/Nasrani dan orang-orang yang bertaqwa yaitu kaum Muttaqiin atau Muslimin.

Mengapa hal ini begitu penting?

Q.S. An Nisaa (4):154

وَرَفَعْنَــا فَــوْقَهُمُ الطُّــورَ بِمِيثَـٰـقِهِــمْ وَقُلْنَــا لَهُــمُ ادْخُــلُواْ الْبَــابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَاتَعْدُواْ فِى الَّبْبتِ وَ أَخَزْنَا مِنْهُم مِّيثَـٰـقًا غَلِيظًا
Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. 

Ini adalah perjanjian Allah yang kokoh kepada umat-Nya melalui Nabi Musa a.s.  Jika Nabi Musa adalah juga Nabi bagi umat Islam, maka perjanjian itu juga mengikat umat Islam sama seperti kedua umat sebelum Islam.

Q.S. An Nahl (16):124 mengkonfirmasi tentang kewajiban menghormati hari Sabtu itu diberikan kepada semua golongan umat yang berselisih tentang hari Sabtu itu.

إِنَّمَاجُعِلَ الَّبْتُ عَلَى الَّزِينَ اْخْتَلَفُواْ فِيهِ وَإِنَّ ربَّكَ لَيَحكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَـٰـمَة فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu. 

Alkitab mendukung ungkapan ini dalam Kitab Ibrani 4:9,

"Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah."

Hari Sabtu, hari ketujuh itu adalah hari istimewa bagi Allah dan bagi umat-Nya, karena itu Allah tidak memberikan hak kepada seorang manusia pun untuk merubahnya atau menggantikannya dengan hari yang lain.  Hari Sabtu adalah tanda umat Allah, Pencipta langit dan bumi.  

Yehezkiel 20:12, Allah mengklaim bahwa hari Sabtu adalah tanda-Nya sebagai Al Quddus yang menguduskan umat-Nya.

"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka." 

Jika hari istimewa kita untuk berdoa dan merendahkan diri bukan hari sabtu, apakah Allah kita masih Pencipta langit dan bumi? 
Q.S. Al A'raaf (7):54-55 menjawabnya dengan lantang: Dia "BUKAN KHALIQ ALAM SEMESTA tetapi DAJJAL, dan KITA bukan umat ALLAH melainkan KAFIRUN!"

Insya Allah kita semua dirahmati Allah dan diberikan hidayah untuk menjadi Muslim dan Advent yang sejati didalam keimanan yang semakin kuat dan dahsyat.

Amin...amin... ya rabbal alamin!

Komentar

Postingan Populer